Ensiklopedi

Manajemen waktu - sosiologi -

Manajemen waktu , manajemen diri dengan fokus eksplisit pada waktu dalam memutuskan apa yang harus dilakukan; tentang berapa banyak waktu yang dialokasikan untuk kegiatan; tentang bagaimana kegiatan dapat dilakukan dengan lebih efisien; dan pada waktu yang tepat untuk aktivitas tertentu. Istilah manajemen waktumenjadi akrab pada 1950-an dan 1960-an sebagai merujuk pada alat untuk membantu manajer memanfaatkan waktu yang tersedia dengan lebih baik. Alat tersebut didasarkan pada pengalaman praktis, berupa apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Istilah tersebut tampaknya menunjukkan bahwa waktu dikelola, tetapi sebenarnya itu adalah kegiatan yang dikelola dari waktu ke waktu. Sebagian besar nasihat tentang manajemen waktu berkaitan dengan standarisasi dan rutinitas kegiatan untuk meningkatkan efisiensi. Waktu yang diperoleh dengan peningkatan efisiensi ini dapat digunakan untuk aktivitas lain, yang sengaja dipilih sebagai sesuatu yang bermanfaat, daripada aktivitas yang hanya berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan yang kurang berharga, yang disebut sebagai pemborosan waktu. Dengan kata lain, waktu diperoleh untuk kegiatan yang pantas mendapatkannya, dan konsentrasi penuh dapat dicurahkan untuk kegiatan ini untuk jangka waktu yang lebih lama.

Mirip dengan manajemen diri, manajemen waktu difokuskan pada pemecahan masalah. Contoh masalah yang umum terjadi adalah: merasa terbebani oleh beban kerja; merencanakan terlalu optimis; tidak mampu menghadapi gangguan; tekanan tenggat waktu; dan penundaan. Inti dari manajemen waktu adalah mencegah masalah ini dengan persiapan dan perencanaan. Banyak teknik penjadwalan dapat digunakan yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran umum tugas, subtugas, tindakan, dan metode untuk mengingatnya — misalnya, membuat daftar tugas, mengaturnya menurut prioritas berdasarkan kepentingan (relevan dengan efektivitas) dan urgensi (relevan dengan ketepatan waktu), dan penjadwalan tugas ke bulan, minggu, dan hari.

Selain itu, manajemen waktu dapat dilihat sebagai cara untuk tetap berada di jalur yang benar dalam kondisi dinamis. Dengan demikian, ini lebih dari sekadar perencanaan, dan ini melibatkan siklus penetapan tujuan, perencanaan, pelacakan kemajuan (pemantauan), dan evaluasi pencapaian tujuan.

Meskipun pelatihan manajemen waktu sangat populer di seluruh dunia, penelitian tentang manajemen waktu masih relatif langka. Artinya, meskipun beberapa studi telah dilakukan tentang perilaku belajar di antara siswa dan, pada tingkat yang lebih rendah, di antara individu dalam lingkungan kerja, hanya ada beberapa hasil studi yang mendukung klaim manajemen waktu untuk meningkatkan efisiensi dan kinerja yang lebih baik.

Therese Hoff Macan mengusulkan model manajemen waktu di mana perilaku manajemen waktu seperti penetapan tujuan dan pengorganisasian menghasilkan kontrol waktu yang dirasakan, yang mengarah pada hasil seperti peningkatan kinerja dan mengurangi ketegangan. Penelitian yang menyelidiki model ini menetapkan hubungan antara kontrol waktu yang dirasakan dan ketegangan beberapa kali. Namun, hubungan antara jenis perilaku tertentu dan pengendalian waktu, serta antara pengendalian waktu dan kinerja, menghasilkan hasil penelitian yang tidak konsisten.

Terlepas dari model ini, pendekatan manajemen waktu sebagian besar bersifat atheoretical, berfokus pada keterampilan pribadi, tanpa mempertimbangkan mengapa masalah muncul dan mengapa masalah itu begitu umum. Tidak banyak yang diketahui tentang konteks pekerjaan, yang mungkin memainkan peran penting dalam tekanan dan peningkatan penggunaan waktu. Kerangka teoritis manajemen waktu yang lebih komprehensif daripada yang disajikan sejauh ini harus melibatkan konten tugas dan pengaruh sosial juga. Isu-isu yang relevan, misalnya, adalah sebagai berikut: Apakah seseorang memiliki otonomi untuk mengatur kegiatannya sendiri dari waktu ke waktu, mendelegasikan kegiatan, atau menolak permintaan tertentu? Seberapa berat beban kerja orang tersebut?

Beberapa penulis mengusulkan bahwa manajemen waktu dapat dilihat sebagai variabel perbedaan individu, dan terdapat beberapa indikasi bahwa beberapa orang adalah perencana yang lebih baik dan lebih memperhatikan waktu daripada yang lain. Contoh perbedaan individu ini adalah urgensi waktu (sejauh mana seseorang terburu-buru dan fokus pada waktu); polikronik (preferensi untuk menangani beberapa aktivitas secara bersamaan); dan efisiensi penggunaan waktu.

$config[zx-auto] not found$config[zx-overlay] not found